Solusi tanpa masalah

Bahan bakar dan listrik merupakan kebutuhan pokok bagi kenyamanan manusia yg sangat didambakan. Kebutuhan energi yang kini didominasi bahan bakar fosil terus meningkat seiring dg pemenuhannya yg semakin sulit. Pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pola konsumsi adalah faktor penyebab peningkatan kebutuhan energi tsb. Konsekuensi logis, maka terjadilah peralihan paradigma ekonomi berdasarkan energi fosil menjadi paradigma ekonomi berdasarkan energi berkelanjutan. Pemberi solusi energi tanpa masalah lingkungan.

Asap Cair (Kajian Literatur)

ibrahimst@live.com
(Disadur dari berbagai sumber)


Secara sederhana, asap cair adalah asap yang dicairkan. Asap dari hasil proses pembakaran bahan organik padat yang dikondensasikan sehingga asap itu berubah fasa menjadi cair.
Selama pembakaran, komponen dari bahan organik padat tsb mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenolkarbonilasamfuranalkohollaktonhidrokarbonpolisiklik aromatik dan lain sebagainya.

Asap cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti; untuk memberi aromarasa dan warna karena adanya senyawa fenol dan karbonil; sebagai bahan pengawet alami karena mengandung senyawa fenol dan asam yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan; sebagai bahan koagulan lateks pengganti asam format serta membantu pembentukan warna coklat pada produk sit.

Asap cair tersebut memiliki kandungan dominan berupa asam Fenol yg dihasilkan dari dekomposisi lignin yang terjadi pada suhu 300 oC dan berakhir pada suhu 400 oC) yang dapat digunakan untuk;
1. Pengawetan kayu dari aneka rayap
2. Pengental/penggumpal karet dan tidak menyebabkan bau pada karet
3. Pengawet makanan seperti Tahu, Mie, Bakso dan ikan. 
Pengawet yang selama ini digunakan untuk itu sebagian besar berasal dari Formalin yang merugikan kesehatan.

Asap Cair


Pemakaian untuk Pengawetan ikan

Pemakaian untuk Pengawetan ikan






Analisis kimia yang dilakukan terhadap asap cair meliputi penentuan fenol, karbonil, keasaman dan indeks pencoklatan.

Jenis Bahan
Fenol (%)
Karbonil (%)
Keasaman (%)
Indeks Pencoklatan (%)
Kayu Jati
2.70
13.58
7.21
2.16
Kayu Lamtoro
2.10
10.32
6.21
0.96
Tempurng Kelapa
5.13
13.28
11.39
1.18
Kayu Mahoni
2.16
15.23
6.26
2.11
Kayu Kamper
2.20
8.56
4.27
0.55
Kayu Bangkirai
2.93
12.31
5.55
0.84
Kayu Kruing
2.41
8.72
5.21
0.64
Glugu
3.16
12.94
6.61
1.16

Asap cair yang telah dipisahkan dari kandungan tar berat berupa cairan bersifat asam dalam pelarut fasa cair dan berwarna kuning kecoklatan bergantung pada jenis kayu. Berdasarkan hasil analisa gas kromatografi terdapat 11 komponen utama yang jumlahnya relatif cukup besar di dalam asap cair.

Waktu Retensi (menit)
Senyawa
Konsentrasi (%)
10.29
Fenol
44.13
11.48
3-metil 1,2-siklopentadion
3.55
13.93
2-metoksi fenol
11.5
17.59
2-metoksi-4-metil fenol
4.10
20.38
4-etil-2-metoksi fenol
2.21
22.20
2,6-dimetoksi fenol
11.06
25.0
2,5-dimetoksi benzil alkohol
3.02


Asap cair juga mengandung senyawa yang merugikan yaitu tar dan senyawa benzopiren yang bersifat toksik dan karsinogenik serta menyebabkan kerusakan asam amino esensial dari protein dan vitamin. Pengaruh ini disebabkan adanya sejumlah senyawa kimia di dalam asap cair yang dapat bereaksi dengan komponen bahan makanan. Upaya untuk memisahkan komponen berbahaya di dalam asap cair dapat dilakukan dengan cara redistilasi, yaitu proses pemisahan kembali suatu larutan berdasarkan titik didihnya. Redistilasi dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan berbahaya sehingga diperoleh asap cair yang jernih, bebas tar, poliaromatik hidrokarbon (PAH) dan benzopiren pendispersi.



ibrahimst@live.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar